Pages

Wednesday, March 4, 2015

Surga di Tanah Sultan #Paradays4Blog

JJH adalah aktivitas jalan-jalan rutin Himatika Unnes yang setahun minimal sekali dilaksanakan. Sedangkal itu yang benar-benar saya ketahui tentang kegiatan ini. Yah maklum lah mahasiswa baru, hehe.

Seperti biasa jadwal keberangkatan ditentukan yaitu hari Sabtu, kumpul pukul 6.00 WIB di depan gedung serbaguna Unnes. Yah, sebagai warga Indonesia yang menghormati budaya (telat), akhirnya saya pun datang telat, jam 6.00 WIB (Waktu Indonesia Berubah menjadi pukul setengah 8). Dan saya yang terakhir, hehe.

Saya tidak tahu menahu soal ke mana kita akan pergi, satu kata yang saya tahu soal destinasi kali ini, Jogja. Itu doang. Objeknya ke mana aja, nginepnya di mana, makannya pake apa, p*pisnya gimana, bahkan b*kernya gimanapun (ya ke WC lah) saya gak tahu. Tapi kata Jogja sudah menghiasi pikiran saya, I will go to someplace which can make me enjoying my day for a while, yeiy.

.... (baca naik bus, nyanyi-nyanyi di bus, dan lain-lain yang di bus).


Sampai juga, it's Krakal Beach, one of any Paradays on Southmountain of Jogja (haha, Gunungkidul maksudnya). Terletak di Kabupaten Gunungkidul Jogja membuatnya menjadi salah satu pantai dengan pasir putih yang keren di Gunungkidul. Amazing place, amazing soul, amazing all. (note: hati-hati kalau mau jalan di Pantai Krakal, di balik pasirnya yang lembut, batu-batu pantainya tajam, disarankan pakai sandal).











 


Menghabiskan seharian hidup di pantai krakal, dengan guyonan, nyanyian, candaan, celotehan, dan tiduran khas anak perantauan. Amazing day men. Oh ya, kita juga nginep di sini, makan kenyang dengan sambal pyedyes, dan malamnya bisa bakar-bakaran di pinggir pantai, sambil nyanyi-nyanyi tentunya, hehe.

Pagi harinya kita sempatkan untuk Extreme Selfie di pinggir tebing dan menghasilkan punggung yang amazing sakitnya, hahaha. Hari berikutnya kita lanjut jalan ke ...

....

Gua Pindul, a Paradays over The Chalk Hill (saya gak tahu bahasa Inggrisnya Bukit Kapur :D). Spechless about this place. Air tosca, stalaktit dan stalakmit yang masih aktif, pemandu yang super lucu, pokoke keren kalau kata orang Jogjanya. Lah kalau saya yang bilang, Awesome men.





Dilanjutkan rafting di Oyo River. Saat setelah jeram yang mengocok perut, sang pemandu menawarkan mau tetap di ban atau berenang sendiri. Tapi tawaran itu tidak menarik bagi saya karena saya tidak bisa renang, tapi saya kepengin untuk renang biar gak mainstream, tapi saya gak bisa berenang, ah kelamaan, nyemplung. Dan saya pun berenang akhirnya tanpa ban, ini yang namanya liburan, trying something different in a little paradays men.

Lanjut dengan Wambaa Jump di tempat terjun setinggi 7 meter dan jatuh bebas ke air tosca itu waw lho. Haha.



Perjalanan ini diakhiri dengan makan nasi merah dan ke bus untuk ke ...

....

Malioboro, tak lengkap rasanya kalau ke Jogja belum ke sini. Tapi saya gak akan berpanjang lebar, karena di sini saya hanya seorang gembel traveller yang gak punya uang untuk membeli pernak-pernik khas Jogja. Jujur saya ke Jogja hanya bawa uang Rp 24.000.



Note :
untuk estimasi dana lain-lain saya kurang tahu, saya ngikut panitia. hehe.
Postingan ini diikutsertakan dalam #Paradays4Blog



No comments:

Post a Comment